Senin, 26 Oktober 2015

CURAHAN HATI KAMI….

Indonesia?

Apa yang terpikir olehmu ketika mendengar kata itu?

Jika aku diberi pertanyaan yang sama maka aku akan menjawab Indonesia dengan lantang bahwa Indonesia adalah tanah airku. Tanah air yang mempunyai jutaan kekayaan alam, keanekaragaman budayanya dan dengan ribuan pulau serta Indonesia adalah paru-paru dunia. Namun saat ini tanah airku sedang dilanda duka. Duka yang menyelimuti hampir seluruh bagian provinsi disini. Duka yang selalu melanda kami ketika musim kemarau tiba, bahkan bisa dibilang duka ini terjadi setiap tahunnya, tapi sepertinya tahun ini merupakan duka terparah yang pernah kami alami. Duka yang tidak lain adalah kabut asap. Kabut asap yang sudah menjadi bencana nasional bagi kami. Ini merupakan ulah dari manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab melakukan segala hal demi kepentingan diri mereka sendiri tanpa memikirkan kami yang mendapat imbas dari ulah mereka itu. Mereka dengan jahatnya datang dan merusak udarakami. Merampas hak kami untuk menghirup udara segar. Sampai kapan kabut asap akan melanda kami? Apa ini salah satu bom waktu untuk memusnahkan kami? Ya, Bom. Bom yang perlahan-lahan mulai merenggut jiwa kami. Kami akan mati secara perlahan tanpa meninggalkan jejak  sedikitpun, karena kami akan mati dengan penyakit ISPA yang menyerang kami.

Pak? Bapak dimana? kami butuh udara segar kami kembali lagi pak. Kami tidak perduli apa yang bapak lakukan. Yang kami butuhkan hanyalah apakah kebijakan itu dapat membantu kami mendapatkan udara kami kembali pak. Bahkan bila bapak terjun kelapangan untuk melihat kondisi yang terjadi saat ini, bapak membuat hujan buatan atau dan yang lainnya, yang penting apakah itu efisien untuk mengembalikan udara kami pak.

Pak?

Kabut asap mulai parah pak. Bahkan sampai ke plosok negeri ini. Di tempatku, bapak tahu dimana? sebuah kota kecil yang terletak di provinsi bengkulu. Udara disana sangat segar pak sebelum tiba-tiba kekacauan itu terjadi. Kini kota kecilku yang asri, sudah tertutup asap tebal. Ya, aku disini, ditempat lain yang tidak merasakan apa yang saudara-saudaraku rasakan.

Seluruh saudaraku di Sumatera mendapat imbas dari semua ini pak. Anak-anak yang akan membawa perubahan untuk indonesia harus rela mengorbankan diri mereka untuk menjadi tumbal dari semua ini. Apakah generasi muda indoneasia akan habis seperti ini?

Bapak! Kami hanya bisa mengandalkan Bapak, Paman, dan Bibi untuk membantu kami Pak. Kami tidak pernah menyalahkan bapak, paman ataupun bibi. Kami hanya tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Haruskah kami menunggu, hingga kabut asap menghilang dengan sendirinya atau kami yang menghilang dari dunia ini.

Apakah sumatra akan menjadi pulau berasap tak berpenghuni nantinya? Apa aku akan kehilangan semua saudaraku yang ada di sumatra nantinya. Tidak, kami tidak hanya akan kehilangan saudara kami yang ada di sumatra melainkan semua semua saudara kami yang mengalami duka yang sama. Duka yang tahu sampai kapan akan terjadi pada kami.

#SAVESUMATERA
#SAVEKALIMANTAN

SELAMATKAN KAMI DARI KABUT ASAP YANG MENGHANTUI HIDUP KAMI SETIAP TAHUNNYA.

Doa kami Ya Allah,
Ya Allah, jagalah semua saudara kami, saudara sebangsa dan setanah air kami. Lindungilah mereka, berilah mereka selalu kesehatan, tak ada yang lebih berkuasa selain Engkau Ya Allah. Hanya kepada Engkau kami berserah diri. Mohon diturunkan hujan di negeri kami ini Ya Allah. Semoga ada hikmah dari semua ini Ya Allah.

AAMIIN…
AAMIIN…
AAMIIN…