Indonesia?
Apa yang
terpikir olehmu ketika mendengar kata itu?
Jika aku
diberi pertanyaan yang sama maka aku akan menjawab Indonesia dengan lantang
bahwa Indonesia adalah tanah airku. Tanah air yang mempunyai jutaan kekayaan
alam, keanekaragaman budayanya dan dengan ribuan pulau serta Indonesia adalah
paru-paru dunia. Namun saat ini tanah airku sedang dilanda duka. Duka yang
menyelimuti hampir seluruh bagian provinsi disini. Duka yang selalu melanda
kami ketika musim kemarau tiba, bahkan bisa dibilang duka ini terjadi setiap
tahunnya, tapi sepertinya tahun ini merupakan duka terparah yang pernah kami
alami. Duka yang tidak lain adalah kabut asap. Kabut asap yang sudah menjadi
bencana nasional bagi kami. Ini merupakan ulah dari manusia-manusia yang tidak
bertanggung jawab melakukan segala hal demi kepentingan diri mereka sendiri
tanpa memikirkan kami yang mendapat imbas dari ulah mereka itu. Mereka dengan
jahatnya datang dan merusak udarakami. Merampas hak kami untuk menghirup udara
segar. Sampai kapan kabut asap akan melanda kami? Apa ini salah satu bom waktu
untuk memusnahkan kami? Ya, Bom. Bom yang perlahan-lahan mulai merenggut jiwa
kami. Kami akan mati secara perlahan tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, karena kami akan mati dengan
penyakit ISPA yang menyerang kami.
Pak? Bapak
dimana? kami butuh udara segar kami kembali lagi pak. Kami tidak perduli apa
yang bapak lakukan. Yang kami butuhkan hanyalah apakah kebijakan itu dapat
membantu kami mendapatkan udara kami kembali pak. Bahkan bila bapak terjun
kelapangan untuk melihat kondisi yang terjadi saat ini, bapak membuat hujan
buatan atau dan yang lainnya, yang penting apakah itu efisien untuk
mengembalikan udara kami pak.
Pak?
Kabut asap
mulai parah pak. Bahkan sampai ke plosok negeri ini. Di tempatku, bapak tahu
dimana? sebuah kota kecil yang terletak di provinsi bengkulu. Udara disana
sangat segar pak sebelum tiba-tiba kekacauan itu terjadi. Kini kota kecilku
yang asri, sudah tertutup asap tebal. Ya, aku disini, ditempat lain yang tidak merasakan
apa yang saudara-saudaraku rasakan.
Seluruh
saudaraku di Sumatera mendapat imbas dari semua ini pak. Anak-anak yang akan
membawa perubahan untuk indonesia harus rela mengorbankan diri mereka untuk
menjadi tumbal dari semua ini. Apakah generasi muda indoneasia akan habis
seperti ini?
Bapak! Kami
hanya bisa mengandalkan Bapak, Paman, dan Bibi untuk membantu kami Pak. Kami
tidak pernah menyalahkan bapak, paman ataupun bibi. Kami hanya tidak tahu harus
berbuat apa saat ini. Haruskah kami menunggu, hingga kabut asap menghilang
dengan sendirinya atau kami yang menghilang dari dunia ini.
Apakah
sumatra akan menjadi pulau berasap tak berpenghuni nantinya? Apa aku akan
kehilangan semua saudaraku yang ada di sumatra nantinya. Tidak, kami tidak
hanya akan kehilangan saudara kami yang ada di sumatra melainkan semua semua
saudara kami yang mengalami duka yang sama. Duka yang tahu sampai kapan akan
terjadi pada kami.
#SAVESUMATERA
#SAVEKALIMANTAN
SELAMATKAN KAMI DARI KABUT ASAP YANG
MENGHANTUI HIDUP KAMI SETIAP TAHUNNYA.
Doa kami Ya Allah,
Ya Allah, jagalah semua saudara kami, saudara sebangsa
dan setanah air kami. Lindungilah mereka, berilah mereka selalu kesehatan, tak
ada yang lebih berkuasa selain Engkau Ya Allah. Hanya kepada Engkau kami berserah
diri. Mohon diturunkan hujan di negeri kami ini Ya Allah. Semoga ada hikmah
dari semua ini Ya Allah.
AAMIIN…
AAMIIN…
AAMIIN…